dik..
apa yang engkau dansa kan..
irama biola..atau harmoni hujan..
aku lihat engkau bergerak risau dalam ramaian.
engkau berdua dengan lelaki tua..
yang mungkin ia ingat atau lupa,
bahwa hujan tak akrab dengan kayu biola
namun aku yakin, gesek biola itu menyimpan cerita.
dik..
hanya sekali aku dan dansa kau bersua..
dipojok stasiun tempat para robot lelah bekerja..
dan dengan robot, yang kumaksud adalah rutinitas si manusia.
oh..
bunyi biola itu kentara tak beraturan..
kadang ramai kadang sepi lamunan...
yang selalu hidup adalah engkau dik..
dan dansa yang coba kumengerti sendiri.
gerakan unik yang membuat ku menerka iramanya..
maka kureka nada dalam hati.
dengan metronom jantung dan secela tonasi
nyata itu tak sama, karena dansa buatan engkau masih pertama...
perjaka.
orisinil tampil di stasiun bogor..
didepan robot yang selalu mengekor..
yang tak paham masterpiece dan makna koor..
pada akhir dansa satu kupahami..
itu adalah dansa cerita..
cerita tentang hujan, tentang engkau, dan dunia..
atau kemurungan lelaki tua..
sedih..
karena minim semantik yang bisa ku duga..
dan yang lebih menyedihkan..
sekali pula kau ada bersama lelaki tua..
bak hikayat yang usai sebelum waktunya.
hingga aku gagal untuk kembali menduga..bagaimana kau menyudahi cerita..
stasiun kembali sunyi..
sesunyi para robot tanpa hati.
bahkan secuil koin pun tak terberi..
dan menunggu engkau berapa hari sesudahnya..
hanya kiat sia belaka..
No comments:
Post a Comment