Apr 7, 2012

koleksi cerpen - Ira sekartiningrum


Cerpen ini ditulis pada 10 Agustus 2009, hari senin pukul satu siang :)....


"Ira sekartiningrum"...suara Ibu Nining memanggil nama itu saat pembagian rapor caturwulan 3, dan aku, ranking 24 dari 25 siswa dikelas ini. syukurnya aku masih bisa naik kelas 5 SD, pada tahun 1994. karena sejujurnya itu adalah masa-masa sulit dalam keluarga ku, Papi ketahuan selingkuh dengan sekretarisnya mba citra. Mami kemudian depresi dan masuk rumah sakit jiwa, Mami adalah orang yang benar-benar bisa mengerti aku, mami orang yang sensitif dan sangat menyayangi papi. Sementara papi sangat cuek terhadap keluarga, hanya bisnis yang selalu ada diotaknya. awalnya kami tak pernah curiga ketika papi sering keluar kota bersama mba citra untuk urusan bisnis, hingga pada suatu sore, ketika kami ke anyer, Papi terlihat sedang berpelukan dengan mba citra, mami shock bukan kepalang hingga berkelahi dengan mba citra, yang sangat kuingat adalah ketika mami mengeluarkan kata "pelacur" kepada wanita itu, aku tak terlalu tahu arti kata itu hingga aku menemukan artinya beberapa tahun kemudian, setelah mami dipanggil yang kuasa.

aku yakin mami mati karena depresi, bahkan mami mengurung diri di kamar selama sebulan, sampai akhirnya dibawa kerumah sakit jiwa dan mati disana. Sementara papi, dia pergi ke sidney dan menetap disana, tak pernah lagi kembali kesini, atau setidaknya aku tak pernah tahu kabar dari dia.

Memasuki masa SMP, aku mulai terlibat pergaulan bebas bersama teman-teman sekelasku, mereka mengenalkanku pada ganja, alkohol, dan berpacaran tentunya. Mami punya banyak tabungan, sementara aku hanya dibesarkan oleh bibi ratmi, pembantu sekaligus merangkap ibuku. aku terlalu muda saat itu, sehingga aku benar-benar tidak tahu, bahwa uang tabungan itu adalah simpanan untuk pendidikan, berulang kali bibi memberitahu untuk tidak menggunakan uang itu semena-mena. Tapi aku memang masih muda! terlalu muda, bahkan untuk semuanya, termasuk berpacaran dengan om yono. dia adalah kekasihku, namun juga sosok ayah yang kucari, menurutku begitu.... telah lama aku tidak menemukan kehangatan seorang ayah, mungkin aku menemukannya dalam pelukan om yono.
Lama aku menjadi simpanan om yono, karena mungkin aku merasa nyaman disampingnya, aku hidup berkecukupan kembali, aku memiliki banyak barang mewah bersamanya, sebut saja pager, ponsel, hingga aku kesekolah naik mobil sendiri, ini adalah pemberiannya.

Aku sampai pada suatu titik dimana aku merasa mencari uang tidaklah sesusah yang aku bayangkan. aku cukup menemui om yono, dan dia akan memberi segalanya, aku pun tak keberatan memberikan segala yang ada ditubuhku kepadanya.

Aku telah memasuki masa SMU, kuakui, aku tidak terlalu bodoh, namun tidak juga pintar. aku berada difase tengah-tengah, dimana orang akan sulit memakiku dengan kata "bego", atau mereka akan sulit pula memujiku dengan kata "pinteer", karena aku tidak termasuk kedalam dua hal itu. cerita masa SMU ku tak seperti perempuan sebaya lainnya, tahun 2001 aku berkenalan dengan seorang perempuan yang bernama Selly, teman sebangku ku, dia benar-benar cantik dan yang lebih membanggakan aku lagi, dia menjadikanku sahabatnya.

Tapi yang tak kutahu darinya adalah...dia memiliki ayah yang bernama Yono Sastro, dia adalah anak dari om yono, pacarku. aku adalah kekasih ayahnya.
namun semuanya masih baik-baik saja, paling tidak selama 1 tahun persahabatan kami.

***
hingga pada suatu malam, Selly menghampiriku kerumah. serta merta langsung menerobos kedalam kamarku, dan membongkar laci lemari. aku hanya bisa terdiam melihat dia menyelonong masuk dan mengubah kamarku seperti kapal pecah. aku shock bukan kepalang ketika menyadari bahwa aku menyimpan foto om yono beserta surat cinta didalam jaket kulit hadiah darinya. aku shock ketika dia menemukan semua itu,hingga tidak ada yang bisa disembunyikan lagi. dan aku menceritakan semuanya, tanpa ada yang kurahasiakan darinya, karena dia adalah anak dari orang yang kusayang, dan karena dia adalah sahabatku.

Aku benar-benar kalut, aku panik dan terbersit pikiran ingin bunuh diri...

hampir sepuluh menit urat leherku naik, berteriak-teriak menceritakan semuanya pada selly, sementara selly tak mau menurunkan nada suaranya dari ku. bibi hanya ternganga didepan pintu kamar ku. setelah pesta teriakan dan ribuan tetes air mata, aku lemas...benar-benar goyah lutut ini, ku dudukkan badanku dipojok jendela, kusadari inilah masa sulit kedua dalam hidupku.

aku tak ingat lagi kalimat menyakitkan apa yang dilontarkan selly padaku. aku hanyut dalam penyesalan yang luar biasa. aku tak sadar ketika selly menampar kedua pipiku...dan sebelum berlalu, dia melontarkan kata yang dulu pernah diteriakkan Mami pada mba citra: "Pelacur.."

kata itu benar-benar seperti karma dan tak pernah jauh dari keluarga ku. kini aku tahu bagaimana rasanya menjadi mba citra, betapa susahnya keluar dalam jebakan cinta terlarang ini. akulah pelacur itu, akulah mba citra dimasa ku. dan Mami tak akan pernah bangga padaku. aku yakin dia tak sudi melihatku meratapi kuburannya...

No comments: