Oct 22, 2010

papirus

pukul satu dini hari... aku mendapati tubuhku nyaris membeku dalam kenyamanan yang ditawarkan dunkin donuts kaliurang. aku benar-benar sendiri kawan...seperti anak hilang dalam pelariannya dari rumah.

nyaris 4 jam lebih aku berdiam disebuah pojok yang tidak terlalu enak, tapi lama-lama justru semakin betah. kuhabiskan beberapa jam sebelumnya untuk mempelajari matematika ekonomi yang complicated (karena bisa gampang bisa susah). melihat suasana sekitar, seperti anomali. keramaian yang tidak terlalu bising di tengah malam begini. sungguh luar biasa.

nyaris semua membuka laptop atau membuka buku-buku tebal yang tidak jelas kegunaannya untuk masa depan. dan aku? hanya membawa catatan yang akan kuselesaikan dalam dua episode. episode terakhir adalah esok pagi sebelum ujian pukul dua.

semakin malam, mataku semakin menyala, berbanding terbalik dengan otakku, yang sudah merosot performanya. tak salah dua soal pertama kuselesaikan lebih dari satu jam.

mengingat malam seperti ini, aku teringat pada sebuah malam di masa kuliahku. aku lupa semester berapa, tapi aku ingat pernah berkali-kali mengajukan permintaan setiap ada gerakan bintang dilangit. aku tak ingat mengenai permintaan apa, tapi mungkin saja salah satu permintaan itu membawa ku pada saat ini, dan malam ini. tak ada yang bisa kuucapkan selain kata syukur bahwa segala nikmat, tak lain tak bukan atas ijin dari Nya. Nya yang terkadang aku lupa, Nya yang melindungi ku hingga sekarang, Nya yang maha tahu semua rahasia masa depanku, Nya yang maha sempurna hingga aku tak akan mencari pengganti.

dan kembali pada bumi, dimana aku berada, bersandar pada kursi rotan dengan bantalan nyaman. dan mendengar lagu-lagu melankolis dari tv kabel. aku menimati momen sendiri ini. betul

terima kasih.