Jan 31, 2013

resensi novel "madre"

onde madre...ternyata buku kecil ini menyimpan potensi yang baik bagi jiwa yang haus akan bacaan ringan. iyah, madre karya dewi lestari (dee) adalah sucercah cahaya ditengah kegelapan teenlit yang beredar di indonesia. madre pada intinya hanya menyajikan beberapa cerpen, bermutu..dan segelintir puisi. tentunya anda tahu bagian mana yang saya tinggalkan. iya..puisinya itu, entah kenapa saya selalu kesusahan untuk membaca puisi orang lain. karena sejujurnya yang paham makna puisi sejati adalah penulisnya. puisi itu kan semacam kode rahasia yang menyimpan beribu curhat dan pengalaman hidup yang dikiaskan dengan sungguh berima dan indah. hingga kemudian yang membaca salah kaprah makna sejatinya.

dan saya memang tidak membaca sama sekali puisi dee.

                                                (sumber foto: http://2.bp.blogspot.com/)


sebaliknya, cerpen dewi teramat mengalir rasanya, sebutlah cerpen "madre" yang berasal dari bahasa spanyol yang artinya ibu (jadi sebutan onde madre secara definisi tidak salah). ini merupakan kisah unik sebuah toko roti dibilangan jakarta yang bernama tan de bakker. dan madre adalah sebuah "bumbu" yang diracik oleh satu wanita india dan hingga berpuluh tahun setelahnya, bumbu itu tetap ada dan terpelihara. sehingga ia menjadi arwah dari toko roti tan de bakker. cerita ini akhirnya berlanjut kesana kemari hingga akhirnya seorang lelaki bernama tansen, yang masih bertaut darah dengan wanita india itu, meneruskan sejarahnya.

lain lagi cerita tentang seorang christian, yang akrab disapa che, ia adalah lelaki membosankan yang memiliki pola satu dua dalam hidupnya. tidak ada kejutan, tidak ada letupan perasaan kecuali hanya rutinitas dan kebosanan yang ia nikmati. namun, siapa yang sadar bahwa ternyata belahan jiwanya telah ada sejak 4 tahun yang lalu. sungguh cerita yang baik..

pada satu sesi, dewi menyampaikan kisah tentang bagaimana ia diwawancara oleh seorang wartawan dan ditanya mengenai eksistensi tuhan dan cinta. lalu dewi mengajak itu wartawan mengupas bawang. hipotesis itu ia akhiri dengan pernyataan bahwa tuhan itu sebuah proses pencarian atau semacam itulah, saya lupa. yang jelas, ide tentang tuhan dan cinta yang ia sampaikan terasa kurang mengena buat saya.
iyalah...konsep tuhan yang ia sajikan demikian simpel dan sangat humanis. oh, sejatinya tuhan bukan lah suatu dzat yang humanis, Ia melebihi karakteristik manusia dan mencinta dengan caraNya.
suatu kali ia menyatakan bahwa ia dalam pencarian menuju tuhan. saya hanya tersenyum, dan iya..Tuhan adalah konsep yang masing-masing manusia berbeda cara pandangnya. Tuhan kita sama, tapi sedalam mana kita mengenalnya?

baiklah, dalam satu konklusi saya jelaskan bahwa buku ini baik, dan butuh waktu sehari saja membacanya. titik


Jan 30, 2013

resensi novel "summer in hell"

buku ini sangat brutal lho, judulnya adalah summer in hell, yang artinya adalah musim panas dineraka (ah...macaciih?)

                                                          (foto dari book.store.co.id)



baeklah, agaknya saya hanya sempat melunak saraf pada awal bab novel ini saja, sisanya tak henti-henti si Mr. Smith (penulisnya) ini menyajikan ketegangan demi ketegangan. bagai minum viagra, novel ini tak menurunkan tensi, bahkan hingga lembar halaman terakhir sekalipun.

cerita ini berangkat dari dua pasang muda mudi yang sedang melakukan wisata ke mexico sebelum masuknya awal semester perkuliahan mereka. adalah jeff, eric, stacy dan amy yang didaulat sebagai karakter backpacker amerika dan tanpa sengaja bertemu dengan para traveler jerman dan yunani. awalnya demikian manis, menikmati pantai, menenggak minuman beralkohol, ciuman, hingga aksi-aksi nakal khas anak muda lainnya.

plot menegangkan dimulai ketika mathias, si traveller jerman, mendadak kehilangan adiknya, henrich, disuatu malam setelah mereka bertengkar hebat. henrich hanya menyisakan sepucuk surat yang menjelaskan bahwa ia menyusul seorang gadis arkeolog kedaerah reruntuhan suku maya, beserta coretan-coretan peta. sementara itu, schedule pesawat mereka kembali ke jerman telah dekat.
merasa ada yang tidak beres dengan kejadian ini, mathias dengan berbekal surat dan peta apa adanya berangkat menyusul adiknya ketengah hutan. 

meminjam istilah, traveller's code, yang menyatakan bahwa sesama turis adalah saudara di negeri orang, menempatkan si 4 amerika dan 1 yunani untuk berangkat bersama menemani mathias mencari adiknya. yah, mereka tentu berpikir ini akan menjadi perjalanan yang eksotis, dengan segala keindahan mexico pedalaman dan pesona budaya suku maya atau kejutan lainnya. tapi yang mereka tak ketahui adalah betapa banyaknya ancaman yang bertebaran diluar kamar hotel mereka. 

dimulai dari pencurian tas dan kacamata, hingga akhirnya teror menyeramkan ditengah hutan ketika mereka memasuki daerah terlarang. disisi lain, mathias menemukan henrich dalam kondisi setengah membusuk, sementara badannya dipenuhi anak panah dan lilitan tumbuhan rambat ditengah hutan. ada apa dengan daerah terlarang ini?

pertanyaannya sederhana, siapakah musuh mereka? apakah suku maya dengan anak panahnya, ataukah makhluk lain? *bukan spoiler alert lho ya*

nah, buku ini akan menyajikan tulisan yang terlalu menyeramkan, seperti memotong tulang teman sendiri, daging yang membusuk, cairan urine kotoran dan empedu, dan hal-hal memuakkan lain tanpa melepaskan estetika alur tentunya. 

satu kesan yang muncul setelah membaca novel ini adalah, tiada tempat paling indah bagi perjalanan anda selain kamar hotel, kakus yang baik, air minum, serta makanan yang sehat.

buat saya buku ini sangat menegangkan, kebodohan yang saya lakukan hanya masalah waktu, yaitu saya membacanya ketika naik kereta pagi-pagi, dimana tubuh ini masih menolak segala bentuk bacaan menegangkan dan horor sedemikian berat atau ketika pulang kerja, dimana tubuh ini sudah terlalu lelah dan rasanya novel itu membuat saya lebih lelah dan lebih capek, ngos-ngosan...

btw buku ini kayaknya ngga beredar di gramedia deh.


Jan 22, 2013

Cerpen: Priok '92


Ditulis pada senin, 10 Januari 2011, jam 17.45 WIB

****

barda menonjok pipi kanan lelaki yang mencoba menarik tasnya. pukulan itu telak mengenai rahang dan menimbulkan efek kunang-kunang luar biasa. sipencuri berusaha berdiri, 3 detik dan kemudian lunglai lagi...
" ini tanjung priok, anak muda...", barda melirik tajam pada sipemilik suara. ada 4 orang dihadapannya, dengan jarak hanya sekitar 4 kaki. mana kira-kira yang bicara?? ia terus saja mengamati tiap gerak 4 pemuda didepannya. mengira-ngira siapa yang akan lebih dulu menyerangnya.

kuda-kuda pertahanan telah ia bentuk. ia hanya menunggu, pantang untuk menyerang lebih dulu. demikian filosofi silat kumango yang ia pelajari 10 tahun ini. maka suara itu kembali mengusik.
"jangan belagak pahlawan...kau kasih saja tas isi dompet itu, dan kami biarkan kau pergi"... baru barda sadar bahwasanya itu suara ada diatas bangkai bus yang terbengkalai. tanjung priok '92 adalah sumber penuhan besi tua macam itu.

barda, tetap diam, ia harus hemat tenaga untuk menghabisi 4 lawan didepannya. dan lelaki dengan muka paling muda melayangkan tendangan karate. barda mengelak kekiri, lantas kembali memasang kuda-kuda. sekali lagi pemuda ini menyerangnya, kali ini membabibuta, kaki-tangan-kaki berkombinasi tak tentu, jelas ini celah bagi barda. belum sampai serangan itu ketubuhnya. dua tendangan jarak pendek mengenai muka dan perut sebelah kanannya. ia  mengaduh sampai gaduh. celah itu demikian terbuka, hingga barda tak perlu bersusah payah.

3 pemuda didepannya langsung saja mengepung barda, mereka yang tadinya memasang raut cemooh, kini berganti keras dan waspada dan mengeluarkan senjata. barda mengeraskan semua ototnya. terdengar derik-derik dari tubuh yang sedang mencapai titik sempurna itu.

sekonyong-konyong 3 pemuda itu menyerang, dari belakang, dari kiri dan kanan. masing-masing bersenjatakan kayu, besi karat dan rantai bekas. melihat yang demikian, sepersekian detik barda berlari kedalam salah satu bangkai bus yang tergeletak disana, serta merta mereka menyerang. trik yang cerdas, barda mampu menempatkan musuh pada satu bidang sempit yang tidak memungkinkan mereka menyerang bersamaan.

pemuda berkayu kebagian paling depan, belum saja dia mengayunkan benda panjang itu, satu tendangan sudah mengenai dadanya, ia tersungkur kebelakang yang selanjutnya menghimpit pemuda berrantai. sementara pemuda terakhir mengayunkan besinya dengan sembrono, ia langkahi 2 temannya itu.

kontan barda mengambil langkah mundur, menundukkan badan, hingga ia melihat celah untuk memegang pergelangan tangan penyerangnya, ia putar berpilin.." KRAAAKKAKAKK..." bunyi tulang pergelangan yang patah itu dikoor dengan teriakan menyalak..

"AAH,..TANGAAN GUEE...". muka nya yang kesakitan makin sakit ketika satu pukulan barda menimpalinya. lengkap. hidung pesek semakin pesek, sebaliknya, bibir perlahan menjadi mancung bengkak. besi karat itu kemudian dipegang barda sebagai tamengnya, kini masih ada dua pemuda lain, yang memegang rantai dan kayu.

giliran barda yang sekarang maju, mereka mengatur langkah mundur, pelan-pelan. dan akhirnya mereka berdua lari.


dengan cepat barda keluar dari bus, namun tak bermaksud mengejar yang lari barusan. karena memang awalnya ia tak mencari masalah. ia hanya pemuda kampung biasa yang ingin mengadu nasib ke jakarta. dengan menumpang kapal pengangkut ikan ia kemudian merapat hingga priok. mana tahu ia malam-malam begini akan ada orang yang menjahatinya.

"sekarang aku boleh pergi??" tanya barda pada lelaki yang duduk diatas bangkai bus itu. mukanya tak terlihat, samar karena cahaya minim dan efek mendung.

"tidak secepat itu anak muda..." ia menjawab sambil berdiri dan melompat turun. dari gerakan dan kelenturannya, barda tahu, lelaki ini bukan orang sembarang.

cahaya semakin terang menyirami. barda baru tahu kalau ternyata lelaki ini pincang, bentuk tubuh tak meyakinkan untuk adu fisik kelas berat. ia seperti pengemis, lengkap dengan baju lusuhnya.

"aku saiful..harus kuakui kau boleh juga.." ia berjalan pincang mendekat, sementara barda tak begeming. ia masih memasang waspada, karena logikanya menemukan sebuah kejanggalan: bagaimana mungkin lelaki pincang dapat melompat turun dengan begitu lentur dan elegan?.

"kau mau apa? aku hanya ingin pergi dari sini.." barda kini telah  berhadapan dengan saiful, ia tak lebih tinggi, dan sedikitpun tak punya otot. tapi barda entah kenapa barda terus waspada, dan instingnya terus mengatakan agar ia tak lengah. sungguh ini lawan yang tak terduga.

"bagaimana kalau kita bertarung saja? aku tak akan segampang itu melepas kau, setelah kau taklukkan semua anak buahku..." saiful menatap tajam barda.

"aku tidak bertarung dengan orang yang telah seumur ayahku dan...." jawab barda.

omongan itu terpotong lantaran barda harus mengelak dengan pukulan cepat saiful. pukulan bersambung dengan beberapa jurus yang menekan kuda-kuda barda. dan berkali-kali barda harus mundur dan menahan serangan kunci saiful. ia kagum sekaligus waspada, ternyata ia bertemu harimau tua. taringnya tak tergerus jaman.

berkali-kali serangan saiful ia tahan, barda akhirnya memperoleh jeda sejenak. lantas ia gulung ujung kemejanya, ia jatuhkan tas yang tadi hendak direbut. tak peduli. karena ini bukan lagi masalah uang. ini masalah tarung kemampuan. saiful meski tua dan pincang , belum sedikitpun menunjukkan penurunan fisik. barda, semakin diserang, semakin terpancing dia.

priok, tak pernah sepi, tak siang tak malam, sama berisiknya. jika malam, berlabuhlah kapal-kapal singapura yang menitip barang selundupan kejakarta. para pekerja asik dipinggir labuh kapal. sementara barda dan saiful, berduel dilapangan parkir lama yang kini telah jadi pengumpulan besi bekas. tiada yang tahu.

bercak-bercak darah mewarnai beberapa dinding bangkai kendaraan disekitar, saksi duel lellaki dua jaman ini, dan ternyata duel ini demikian sengit. tak seorangpun yang mengalah...tidak barda, tidak pula saiful.

meski akhirnya barda meninggalkan lapangan itu lewat tengah malam, sementara saiful berdiri memandanginya. tak ada yang mati. tak ada yang kalah. dan barda menyelamatkan harga dirinya.

papirus

kala itu salju sedang tebal. angin diluar tak bersahabat sementara perutku berdentang bagai piano. diluar demikian suram, cahaya lampu kamar berkedip kelap mengikuti angin yang gaduh mengaduh. tanganku gemetar menahan lapar, keringat yang tak sepantasnya mengucur pada roma sedingin ini, mengucur jua. tak kenal lelah, tak kenal susah. telah dua hari perutku kerontang diberi nasi. tak ada sesiapa disebelah kamar, lantaran semua orang berhamburan begitu akhir semester selesai. menyisakan bertumpuk sepatu, pakaian kotor, dan perkakas salju didepan lorong apartemen kami.
aku terlalu lapar untuk berpikir akan kemana, atau kuhabisi saja mie berkandungan babi ini. ah..tidak. ini tidak halal. dan perutku tak ingin kuisi dengan barang tak halal.

aku pun terlalu lapar untuk membongkar isi lemari stok makanan yang kubawa dari indonesia. rasanya tak ada yang tersisa. namun perut ini semakin perih saja. apalagi selenting aroma KFC yang datang entah dari mana, merasuki pikiranku. atau sebungkus indomie yang telah diracik dengan telor dan sedikit cabe rawit, ya Tuhan, rasanya pasti sungguh nikmat.

pikiranku berkecamuk dengan halusinasi dan bayangan yang semakin menyiksa. aku rasanya ingin pingsan hingga tak sadar menjatuhkan diri dilantai. bayangan kedinginan dan penderitaan lapar bagai sembilu yang pelan-pelan mencapai tulang, dan menusuk tiap inci daging yang ia lewati.

sakit, perih..dan..dan snicker...
apa?
barusan aku melihat snicker, apa ini imajinasi ku?
aku baru saja melihat sekilas dibawah dipan, bungkusan coklat berukuran lumayan besar bertuliskan snicker. ah aku pasti halusinasi lagi..
tapi aku bisa merabanya ketika tanganku menyentuh ujung plastik dibawah kolong itu. dan ya...itu snicker.
oh Tuhan, engkau sungguh maha baik, aku jadi teringat ketika terakhir berkumpul main kartu dengan teman-teman beberapa minggu lalu, sengaja aku menyembunyikan sebungkus besar snicker tamsir, sebagai ujian kekalahannya bermain troof. dan aku baru tahu jika dia tidak terlalu mempedulikannya, dan lantas kenangan itu hilang sedemikian rupa hingga detik ini ia hadir sebagai dewa penyelamatku.

tanpa hitungan detik rasanya mulutku telah penuh dengan coklat gempal itu. kenyal, nikmat dan manis tak ketolongan.
snicker, terima kasih

Jan 17, 2013

Sherlock...

euforianya memang terlambat, tapi what the hell-lah...

serial ini sangat bagus dan layak ditonton bersama keluarga anda, atau minimal 13 tahun keatas lah. ada sedikit adegan dewasa tapi itu juga masih bisa di tolerir. yang mengagumkan adalah, betapa martin freeman, yang juga berperan sebagai bilbo baggins muda, didaulat menjadi john watson, sahabat dan satu-satunya teman dari sherlock. sementara sherlock sendiri diperankan oleh benedict cumberbatch (jika anda pernah menonton Hawking, maka anda kenal lelaki ini).

dari segi cerita, memang sudah tidak perlu diragukan lagi. bahkan saya berpendapat bahwa serial buatan BBC ini malah lebih bagus ketimbang film nya. tapi ini cuma pendapat sih. kesan yang saya dapat setelah melihat seri ini secara marathon adalah bahwa kepintaran yang dipunyai sherlock adalah sebuah anugrah dan sekaligus penderitaan. anugrah karena dia menjadi detektif swasta yang sanagta terkenal, penderitaan karena ia terlalu cerdas sehingga punya pacar saja susah :D...

saya masih terpesona, bagaimana sipembuat serial dapat mentransformasi cerita ini menjadi kisah masa kini, sementara sherlock pada hakikatnya adalah cerita yang bersetting tahun 1800-an. pada akhirnya memang dua jempol jua yang terbit setelah menonton semuanya.
    (foto: rumorcontrol.us)
oh ya ada satu hal, di serial ini sherlock tidak muncul dengan topi khas-nya itu, hanya beberapa kali saja si topi itu dimunculkan, dan semata-mata hanya sebagai penyambung ke-sherlock-an masa lalu dan masa kini. cara strategis sipembuat serial agar tetap membuat topi itu fenomenal adalah dengan menciptakan setting sherlock ada dihadapan wartawan dan ia dipaksa menggunakan sebuah topi yang dikirim seorang fans. lantas sherlock ketika memakai topi itu dijepret dan akhirnya masuk koran, jadilah sherlock tetap populer dengan topi nya itu.


Jan 11, 2013

habibie dan ainun, menggemaskan mengharukan dan membingungkan

ketika lampu bioskop menggelap, maka...jreeng...film itu dimulai. seperti layaknya film-film adaptasi kisah nyata lainnya, tertulis dengan rapih tulisan "cerita ini berdasarkan kisah nyata...", persis setelah logo rumah produksinya muncul, ia itu: "MD". ohmaigat, perasaan saya langsung campur aduk, apakah film seorang bapak bangsa ini akan diterjemahkan dalam level sinetron? demikian batin saya ketika itu.

lantas film berjalan begitu saja, kisah habibie dan ainun dimulai kala itu dibandung, jaman dahulu kala (saya lupa tahunnya). yang pasti setting tempat nya sangat mantap, mobil-mobil jadul itu, muka-muka jadul, kostum klasik hingga rumah yang bergaya jaman kemerdekaan..ah, saya langsung berekspektasi bahwa film ini pasti akan bagus.



nah, kemudian stereotipe sinetron itu pun satu persatu dimulai. marilah kita kupas sisi yang pertama, yaitu perkara pemain. sekali lagi saya bilang, bahwa film indonesia itu selalu dan hanya selalu memainkan aktor aktris yang mukanya tampan dan cantik. terlepas dari cocok atau tidaknya ia memerankan karakter itu. sebutlah karakter habibie, okelah reza rahardian sangat baik mempelajari gaya bicara dan logat habibie yang khas, yang terburu-buru dan antusias. tapi oh tetapi, reza itu terlalu tinggi, dan pula kok tampan begitu. malah "ke-habibie-an" nya jadi tak tampak.

yang saya tangkap, habibie itu mestilah sosok yang mukanya biasa saja, namun memiliki karakter kecerdasan yang luar biasa, sehingga aura kecerdasan sewajibnya melebihi aura ketampanannya.

memang dinegeri kita ini, pelakon berwatak sangat jarang ditemukan, sebutlah macam denzel washington, yang karakternya melebihi mukanya. naaah..kaliber semacam itu lah yang tidak ada di sini. maka, karbitannya muncul, semacam reza rahardian yang lebih pantas jadi pelakon film india tersebut.

lantas, Bunga Citra Lestari (BCL) didaulat sebagai Bu Ainun. dan..yah..ampun, apa ngga ada wanita lain diindonesia selain ibu satu anak ini. rasanya agak risih aja melihat BCL dipeluk, dicium atau digandeng kesana kemari oleh lelaki yang bukan suaminya, ah...saya terjebak moral..

dari segi akting, BCL terbilang biasa-biasa saja ,layaknya bintang sinetron lain. terlalu datar dan sepertinya memang tidak ada tantangan yang diberikan pembuat skenario untuknya. ada pula jokes yang dilancarkan oleh seorang teman yang bicara begini:
"di indonesia, kalo udah bisa nangis didepan kamera aja, dijamin udah dapet kontrak main filem"..menggemaskan bukan?

okelah, kita lupakan dua manusia tak berjodoh itu, kita lanjutkan pada sisi cerita. ada satu adegan, ketika itu sedang turun salju, dimana habibie kehabisan ongkos pulang dan memilih untuk jalan kaki kerumahnya. yang menjadi perhatian adalah settingan saljunya, sungguh palsu belaka..palsu saljunya dan palsu lokasinya. rasanya, kebanting betul ketika melihat aktingnya reza yang cukup baik malah tercemar karena animasi yang parah.
yang kemudian menjadi cacat adalah kemunculan gery chocolatos, siapa sih elo? kenapa ini barang bisa muncul dua kali di film yang seharusnya menjadi bagian dari sejarah. sungguh kemunculan ad-insertion ini malah merusak cerita, belum lagi penampakan nya yang terkesan tidak natural, dan seolah-olah dimunculkan sebagai bahan perhatian khusus penonton. tidak beresensi, sungguh...

lantas, adegan ketika habibie memberi presentasi pada orang-orang jerman, adalah kelucuan semata. ceritanya habibie berusaha menjelaskan sebuah teori baru pada insinyur ahli perkeretaapian di jerman. mereka diyakini adalah orang-orang yang kaku dan skeptis terhadap pandangan baru yang dibawa habibie. nah konyolnya, ketika habibie muncul dalam satu ruangan, dan memberikan presentasi dihadapan mereka, belum ada 3 menit berjalan, ketika habibie masih memberikan "orek-orekan" kapur dipapan tulis, ujug-ujug para insinyur jerman itu langsung manggut-manggut dan memuji habibie. tanpa menyanggah, tanpa bertanya, atau menguji hipotesa nya. aneh bukan? masa sekelas ahli di jerman, baru dikasih sedikit orekan aja langsung setuju. inilah yang membuat film ini terasa demikian membingungkannya.

adegan yang mengharukan justru muncul ketika habibie menyambangi PTPN diambang kebangkrutannya dan kemudian ketika ainun nyaris sekarat di ICU.

secara garis besar, film ini berusaha menceritakan secara tamak keseluruhan isi buku, tanpa memperhatikan sisi logis dan kepadatan cerita, apalagi menimbang ini sebagai bagian dari sejarah indonesia. saya merekomendasikan film ini ditonton oleh keluarga, tapi tolong jangan berekspektasi film ini akan mnyerupai "the aviator" nya leonardo di caprio. film ini setingkat diatas sinetron paling bagus yang pernah tayang di tv. tapi belum bagus untuk sebuah film biografi.

akhir kata, saya sangat mengagumi kisah habibie dan ainun, adalah sebuah contoh dan tauladan bagi putra-putri bangsa. tapi saya bertekad tidak akan makan gery chocolatos, atau menyewa dengan sengaja film ini di rentalan favorit saya. sebaliknya, buku nya telah menjadi koleksi saya sejak beberapa tahun silam.

Jan 9, 2013

5 cm, sebuah review

saya ngga bakat ngasih review tentang film, maklum lah ngga ada basic perfileman. tapi kok rasanya greget aja ngeliat film 5cm yang novelnya cukup baik tapi tidak demikian filmnya. semenjak saya tahu film ini digarap oleh rizal mantovani, saya yakin film ini akan lebih bagus di gambar ketimbang esensi cerita (apa lantaran rizal adalah seorang sutradara video klip).

yang pasti, poin-poin penting dalam novel serta merta hilang ketika difilmkan.

sebutlah satu adegan ketika mereka sedang duduk-duduk di secret garden, dimana yang seharusnya terjadi adalah mereka ngobrol ngalor ngidul kesana kemari, berfilosofi absurd dan cerita-cerita jaman sma, dan lantas mereka merasa de javu karena pembicaraan mereka sudah pernah dibahas dulu-dulu, lantas dibahas lagi. hingga pada satu titik mereka merasa adanya stagnansi pada hubungan persahabatan itu. berangkat dari titik inilah kemudian muncul ide bagi grup mereka untuk tidak bertemu selama tiga bulan.
sementara dalam film, kejadian ini hanya sebuah ritme datar tanpa esensi dan sekonyong konyong si genta menelurkan ide tidak bertemu itu. tanpa sabab musabab, tanpa tedeng aling-aling.
rasanya kok cerita ini menjadi sangat dangkal dalam esensi yah.

yang paling fatal adalah masalah pemilihan karakter. barangkali hanya perasaan saya atau banyak yang sependapat bahwa karakter genta seharusnya tidak diperankan oleh fedi nuril, agaknya lebih cocok kalo si ben joshua yang jadi genta. karena karakter genta adalah seorang leader dan menonjol, sementara fedi nuril, lebih cocok jadi anak ben atau karakter yang urakan (sudah terimej dengan "garasi" kali ya).

belum lagi karakter zafran, apa iya junot yang cocok? padahal zafran dalam imajinasi saya adalah seorang seniman eksentrik dengan prosa-prosa sintingya, agak urakan dan konyol. lantas, ruang komputer dan kamar yang dimiliki zafran saya imajinasikan seperti ruang kumuh dengan buku kahlil gibran yang berserakan dimana-mana, dan komputer kotak yang jadul namun masih mumpuni untuk mendesain. saya malah berpikir seharusnya zafran ini diperankan oleh trias changcuters, atau tokoh lain yang tidak terlalu ganteng, rambut agak gondrong dan suka ngebanyol. tapi susah sih ya kalo di indonesia, pemain filmnya harus ganteng, mau itu cocok karakternya atau engga.

zafran dalam film saya anggap sebagai malapetaka, ia muncul dengan sosok ketampanan melebihi arial (didalam buku tidak begitu) dan rambut yang rapi, pakai komputer apple serta kamar bergaya modern. "ohmaigat. ni orang seniman atau model sih?" pikir saya ketika melihat karakter zafran yang diperankan oleh kembaran saya, herjunot. sejauh yang saya tahu, pecinta kahlil gibran adalah orang-orang yang terlalu mengagungkan cinta, hingga suka lupa pada hal-hal duniawi. dan kamar adalah salah satu hal duniawi. jadi hipotesisnya adalah kamar safran tidak boleh serapi itu!
lantas, minim sekali pembicaraan puitis, kesintingan roman dan kelucuan yang dimunculkan pada karakter zafran. sebaliknya, zafran malah terpesona dengan kemolekan tubuh pevita dan g-string nya. (lho..bukannya yang suka mikir jorok itu malah si ian ya? dan sebaliknya, ian yang doyan bokep hanya direpresentasikan dengan scene ian membeli kepingan dvd bajakan belaka).

karakter yang menjadi kuda hitam justru arial dan ian, bisa dibilang mereka main cukup baik untuk seorang yang bukan pelakon, bahkan ian adalah hampir 70% karakter igor saykoji, kecuali doyan indomi dan bokepnya, hehehe..sementara arial, biar agak kaku, tapi masih oke.

tentu film ini juga banyak sisi bagusnya, sebut saja adegan ketika mereka sedang mendekati puncak mahameru, dengan tergopoh gopoh menaiki puncaknya, atau adegan dimana ian dan dinda kesambit batu, sangat dramatis. belum lagi angle-angle bagus yang terekam dari film ini, atau ketika genta "nembak" riani tengah malam ditemani air sungai, api unggun dan terang bulan...itu sangat bagus...



secara umum, saya yakin film ini menjadi satu fondasi film indonesia yang bermutu dan engga melulu mengeksplor tubuh wanita atau dunia perklenikan. bagus...bagus...

Jan 7, 2013

Cerpen: Siska ke Thailand

ditulis pada sabtu, 5 November 2011.
***

you've got one message from LAYENER:



-SELAMAT ANDA MEMENANGKAN PAKET WISATA KE THAILAND, 4 HARI 3 MALAM BIAYA AKOMODASI, HOTEL, DAN TRANSPORTASI DITANGGUNG PERUSAHAAN KAMI-


"yeaah..gilaa..gue menang booo..MENAANG.."


dengan antusiasnya menghubungi seorang teman:

"hai..ajie...gila gue ga nyangka bangeet, gue menang undian jalan-jalan ke thailand, gue ga nyangka bangeet!!"

"sirius lo???gilaa...slamat ya sis..trus lo brangkatnya kapan?? lo menang apaan sih ngomong-ngomong??

"ituu..kmaren gw kan abis dinas, kebagian naek layener...trus di majalah-majalahnya gituu ada sayembara nulis pengalaman naek layener...gueh iseng ajaa, ga nyangka gue menang?? oh mai gaaaat!!!!"

"waaah keren banget, gue ngiri nih dengernya, eh elo brangkatnya kapan? kerjaan trus gimana?"

"aaah..bodo deeh..gue udah ga mikir kerjaan nih, pengen seneng-seneng dulu...berangkatnya minggu depaan!!! yeeee...gue akhirnya bisa ke pattaya, bisa ke bangkok, ke phuket...duuh kemana lagi ya...pokoknya gue jalan-jalan deh!"

"beeuuhh...udah apal aje nih lokasi jalan-jalannya...siip daah klo gitu selamat yaa"

"makasih jii..tar gue bawain oleh-oleh pepaya bangkok deeh"

"hee..iya makasih ya, tapi ga usah deh cyiin...klo cuma pepaya dikampung gue juga banyaak kaleee!!!"


"haahaahaa...becanda-becanda.."

tutututut...batere HP siska habis...

:::::

Minggu Depan.

"ah gue apdet status dulu deh..mumpung belum berangkat"

what's on your mind: lagi diCGK internasional mau ke thailand, let's rock...

selang 5 menit kemudian, belum ada satupun yang mengomentari status itu, lantas status kembali di apdet.

what's on your mind: pengen banget nyicip masakan thailand, tapi dimana yaa?? uppss...gw hari ini ke thailand :). cheers..

5 menit kemudian tak kunjung ada jua yang mengomentari status.

panas serasa diacuhkan, akhirnya siska online chatting dan menegor temen2nya...lantas mengirimkan isi chat seragam..

"GUUYYSS...KOMEN STATUS GUE DOONK!! GARING BANGET DEH!.."

satu persatu malah melarikan diri dan offline.

:::

sejam kemudian di bandara internasional..


ting tung ting tung...

kepada para penumpang layener dengan nomor penerbangan HG7777 dengan tujuan bangkok thailand, kami mohon maaf karena akan ada keterlambatan sekitar dua jam karena kondisi cuaca. terima kasih.

 
"yaah ampuun...dasar nih emang layener, kebiasaan telat. emangnya yang muterin jam nenek moyang lo"

nada serupa juga muncul di sebelah-sebelah.

"geblek nih layener, ngga profesional banget sih...malu tuh ama airasia. norak dasar."

siska kemudian kembali apdet status:

what's on your mind: dear layener, kok doyan banget sih telat..dasar ble'e!!, mana gue udah planning mau keliling bangkok lagi sebelum malem"

 

mendadak ada 3 komen yang masuk:


arif *** : aneh deh manusia jaman sekarang, udah tau tu pesawat suka telat, masih aja dinaikin. udah tau dinaikin, ngapain juga masih komen..

ajie k**** : siis..ingeet gretongan boo...!!!

 

winda r***: woi...lo maen cabut aje dari kantor, si bos nanyain tu..gaji lo dipotong setengah, rasain!!


:::


duajam kemudian.

ting tung ting tung...

kepada para penumpang layener dengan nomor penerbangan HG7777 dengan tujuan bangkok thailand,

kami beritahukan bahwa penerbangan ke bangkok tidak dapat kami lanjutkan karena baru saja terjadi banjir besar di bangkok....blablabla..

kami mohon maaf.

"APAAAAA???" siska ngamuk..


"GUE UDEH BELI KOPER BARU, BELI SYAL, BELI SPATU BUUT, UDAH APDET STATUS..."


"TRUS ENAK AJA GITU...BILANG KALO PESAWATNYA GA JADI BERANGKAT!!!!....GAJI GUE DIPOTONG LAGII...."


"GA SUKA GUE KALO GINI CARANYA..."

siska ngamuk dan berusaha mengkomplen, namun apalah daya...ini hanya sebuah penerbangan gratis. tidak ada urusan dengan refund atau reschedule.

tiket itu hangus begitu saja...







.

Jan 4, 2013

Cerpen: Terlepas dari benar atau tidaknya



dipublish pada senin 6 Juni 2011

***


"BANGSAAT...BAMBAS, KELUAR LOO!!!" tiba-tiba saja suara diluar kampus berisik dan sangat iritatif. didalam seorang dosen berperawakan tambun dan berkumis tipis sedang babysitting mahasiswa S1 ujian semester. Telinganya berdiri menyelidik, apa salah dengar atau bagaimana.


"WOOII...KELUAR LOO!!...BEJAT!!".. teriakan kedua benar-benar menghentikan kegiatan ujian siang pukul satu. dosen 40 tahun itu keluar buru-buru tak tahan urat marah, langkahnya besar-besar keluar dari ruang seukuran 20 mahasiswa itu.. ia lepas kacamata dari hidung peseknya.

"WOIII...BAMBAAS...GUE BILANG KELUAAR..WOII!!"... suara diluar semakin ganas dan penuh emosi jiwa, maka Bambas yang ia maksud keluar juga. dosen bernama Bambas Fusingin itu membuka ruang kelas dilantai satu. lantas ia pandang dari mana itu suara berasal. ia berdiri tegak macam menantang balik, tangan berkacak pinggang, dua kaki setengah mengangkang menopang perut buncitnya. kumis tipis beradu bulu hidung seraya membengis seiring ekspresi mulut manyun melada. suara itu tepat berasal didepannya.

diseberang sana, depan kelas, ditengah jalan lingkungan fakultas, berdiri seorang lelaki muda menenteng botol bersumbu, tangan satu lagi mengepal-ngepal. mahasiswa S1 lainnya berbisik pelan tanpa mengalih mata dari jendela.

satu dari bisikan itu menjawab pertanyaan lainnya..
"itu Imam bukan sih?"
"iya, gila apa tu orang...nantangin dosen sendiri..dodol"

bisik bercampur bisik menjadi bising, didalam kelas kemudian sudah tak ketemu lagi nuansa ujian. 
"TOLONG…tolong semua diam..." Pak Bambas menoleh sebentar dan menahan suara dibelakang..

"KAWAN-KAWAN...INILAH DIA DOSEN YANG MEMALUKAN DIKAMPUS INI, BEJAT KAWAN-KAWAN..." . Imam berorasi untuk mengumpulkan suara pendukung, tapi tak satu diantara mereka yang ingin keluar. Pak Bambas memang terlalu disegani untuk itu. peraih gelar doktor di Philadelphia ini terkenal akan kesangaran, kepelitan dan sentimen nya terhadap mahasiswa, pintar saja tidak cukup bagi Pak Bambas, karena pintar hanya berhak mendapat B, apalagi yang kurang pintar atau dibawahnya kurang pintar. Maklumlah, hasil didikan barat.

"DOSEN KITA INI, TIDAK PANTAS MENJADI TELADAN!!, INI KAWAN-KAWAN, INI BUKTI!! Imam kemudian mengambil sesuatu dibelakang celananya. ia menarik sekeping VCD berbungkus plastik bening. VCD itu tak bermerek, tapi kemudian Imam menjelaskan..

"INI BUKTI KAWAN-KAWAN, KALAU SI BAMBAS PERNAH MELAKUKAN TINDAKAN MESUM..INI ADA REKAMAN VIDEO MESUM YANG SAYA DOWNLOAD TADI MALAM. INI BAMBAS!! SAYA YAKIN INI DIA!!" tangannya menunjuk tanpa rasa hormat lelaki tambun itu.

Pak Bambas yang semua berkacak pinggang kini berganti menelan ludah, ia menganga...seolah tak percaya ada tuduhan keji semacam itu yang menghampirinya. maka sembari membenarkan kacamata, ia tegas menolak tuduhan tak bermoral itu..

“KURANG AJAR KAMU YA!!”
“BELUM TAHU KAMU SAYA SIAPA. HEH??.”
"INI PELECEHAN, PERDATA!!! PERDATA!!!”
“PENCEMARAN NAMA BAIK BISA MEMBUAT MASA DEPAN KAMU HANCUR?? TAHU GA KAMU!!" .Nada ancaman terasa kental. Bambas berjalan mendekati Imam yang mundur sedikit, keringat Imam tak terbendung menahan teriknya matahari disertai dengan pergelutan psikologis atas tindakan nekadnya.
Ia memang tak berpikir panjang!
karena setelah ia mengunduh film itu, ia saksikan, sekonyong-konyong langsung saja ia yakin itu adalah Pak Bambas, yang notabene dosen paling ia benci. Yang telah berpartisipasi menorehkan  tiga nilai D dilembar IPK nya.

Jadi, hitung-hitung mengungkap fakta yang tersembunyi, Imam juga lepas menebar kebencian...

Pak Bambas kian mendekat...hawa dominasi semakin jelas tampak. Imam yang tadi cukup percaya diri, kini malah keliyengan. jangan-jangan ia memang salah, sekilas ia merasa bahwa tindakannya ini sangat ceroboh dan pendek akal. pikirannya kalut serupa mukanya yang kini berurai keringat.

Siapa sangka duga, keributan mekar dalam kelas, awalnya hanya satu kelas yang demikian, tak lama menyusul kelas sebelahnya, dan sebelahnya lagi, hingga ruangan ujung yang berisikan staf dan beberapa dosen. mereka keluar dan melihat apa duduk persoalan. 

Pak Bambas sudah selangkah ingin mengambil kepingan VCD itu, namun suara dibelakang menunda segalanya..

"biar adil, kita liat aja rekamannya..itu bener ato kaga!!"  ada seorang perempuan yang cantiknya keterlaluan sedang bicara secara diplomatis, kebetulan ia senat kampus, kebetulan ia memang ditaksir Imam, dan kebetulan ia juga pernah dapat nilai D dari Pak Bambas. 
siap sangka, jika kalimat itu disambut hiruk pikuk :" Iya, betul, Ho oh, bener tuh,Oooh..ngga etis, dan sebagainya.

"ayolah..kita udah dewasa, kita liat film itu secara objektif!!" perempun cantik itu semakin cantik, pikir Imam, tak salah ia dinamai Jelita, (Jeli dalam melihat Fakta)...

Pak Bambas seolah dihakimi oleh para mahasiswa, maka ia melirik pada para staf dan dosen yang juga telah berbaris didepan ruangan mereka. Ia berharap setitik pembelaan atau pembenaran oleh dosen atau siapapun agar supaya ia dapat merampas VCD itu dan menyelesaikan permasalahan dengan cara etis dan disiplin.

namun, apa daya...dosen lain geleng-geleng. mereka sekiranya menyimpan benci yang sama lantaran Pak Bambas nyata-nyata menjadi orang kepercayaan Rektor sehingga kenaikan pangkat dan jabatannya meroket, mengalahkan para dosen senior, dan pejabat lainnya. hidung peseknya kini kembang kempis tak kuasa mengurai penolakan terselubung itu, tatapannya seolah ingin mengatakan: "kita lihat nanti...siapa yang punya power!!"

sementara itu, Imam kembali percaya dirinya..ia songong serta kembali unjuk suara..

"BAMBAS BEJAAT...BAMBAS BEJAAT...BAMBAS BEJAAT!!"..rahangnya keras-lunak, suaranya serak..dan bajunya telah basah oleh keringat...botol bersumbu yang tadi ia pegang, urung diledakkan...kali ini agaknya Imam berpikir panjang.
tak sia-sia memang, teriakan itu berubah menjadi hymne yang digemakan oleh mahasiswa lain, barangkali sebagian dari diri mereka memang ingin memboikot ujian semester hari itu.

vox popule.vox dei


***

film itu berdurasi 10 menit, diambil dengan kamera genggam dengan merujuk waktu pukul 09.00 PM, AUG 1, 1999. benar-benar baru terjadi sebuah film dewasa ditayang secara masal oleh pihak kampus. didalam aula, dan disaksikan oleh mahasiswa, dosen fakultas beserta para staf. jelas hal ini belum bocor hingga level universitas, karena jika begitu, hancur sudah karir serta nama universitas.

dengan asumsi bahwa semua penonton bijaksana dalam memilah dan menilai, maka film itu diputar..

adegan pertama muncul seorang wanita bule berpakaian tidak senonoh, yang kemudian disusul oleh lelaki tambun membelakangi kamera dan berpakaian rapi kasual. kaosnya bertuliskan Philly, jeans baggy serta topi baseball

kemudian lelaki itu berbalik badan mengarah kamera...

dan betul..

betul tidak salah jika Imam langsung menebak, sungguh lelaki itu mirip dengan Pak Bambas, mukanya..bahunya..serta perawakan lainnya. tak ayal, semua penonton berteriak..

"BAMBAS BEJAT...BAMBAS BEJAT!!! PECAT BAMBAS...PECAAT!!" suara itu campur aduk dalam keramaian. Pak Bambas masih bersikap tenang meski mukanya memerah dan mulutnya terkatup rapat. kacamatanya melorot berkali-kali. Ia tak sanggup melihat kiri kanan, hanya fokus kedepan..kemonitor. 

adegan itu tak jadi diteruskan oleh pihak fakultas karena merasa cukup bukti yang menunjukkan bahwa muka si lelaki itu sangat mirip dengan Pak Bambas. sementara penonton lain menanggapi secara variatif. ada yang masih berharap film itu dilanjutkan, ada yang sudah kadung emosi, ada yang keluar ruangan dan ada pula yang telah memposting kejadian ini di BBM Group nya..

"ini memalukan, ucap Pak Bambas...sembari buru-buru keluar dari ruangan lewat pintu belakang, karena kalau tidak...sudah terjadi kerusuhan oleh mahasiswa.

Disisi lain, Imam puas luar biasa, karena ternyata keraguannya terjawab sudah. ramai-ramai mahasiswa lain menghampirinya dan ingin sekali mengetahui sumber film itu, di website apa, atau bagaimana awal kronologi nya. Jelita pun menyebelahinya menghadapi para mahasiswa lain. Pertanyaan, hujatan, teriakan demi teriakan saling mengudara, pihak fakultas pun tak tahu bagaimana menghentikan aksi mahasiswa itu, karena sejujurnya..mereka juga menaruh benci terhadap Pak Bambas..

***

Pak Bambas terus berjalan meninggalkan aula,tergesa-gesa, sudah berpuluh kali ia menghubungi nomor philadelphia..menghubungi seseorang disana, seseorang yang ia kenal..tapi belum terhubung sekalipun.

dibelakangnya, menyusul beberapa dosen lain..mereka sungguh ingin menanyakan kebenarannya..sesuai azas praduga tak bersalah.

"Pak, tolong jawab...apa betul itu anda??" tanya seorang dosen..

"Bukan..bukan, sudah urus saja urusan anda.." Pak Bambas ketus menjawab sambil terus mengarah kemobil nya...

"oh..sekarang ini urusan kami Pak, ini beban kami sebagai pengajar disini!!" jawab yang lain...

"oke, anda ingin fakta. Ini faktanya. itu kembaran saya..." Pak Bambas terengah-engah menuju pintu mobilnya dan berusaha ketus..

"terserah anda percaya atau tidak" tambah nya sambil menekan tombol remote, dan kemudian menaiki mobil sedannya.

mobil itu cepat-cepat pergi..

papirus

keteraturan menciptakan kemapanan.