Jan 31, 2013

resensi novel "madre"

onde madre...ternyata buku kecil ini menyimpan potensi yang baik bagi jiwa yang haus akan bacaan ringan. iyah, madre karya dewi lestari (dee) adalah sucercah cahaya ditengah kegelapan teenlit yang beredar di indonesia. madre pada intinya hanya menyajikan beberapa cerpen, bermutu..dan segelintir puisi. tentunya anda tahu bagian mana yang saya tinggalkan. iya..puisinya itu, entah kenapa saya selalu kesusahan untuk membaca puisi orang lain. karena sejujurnya yang paham makna puisi sejati adalah penulisnya. puisi itu kan semacam kode rahasia yang menyimpan beribu curhat dan pengalaman hidup yang dikiaskan dengan sungguh berima dan indah. hingga kemudian yang membaca salah kaprah makna sejatinya.

dan saya memang tidak membaca sama sekali puisi dee.

                                                (sumber foto: http://2.bp.blogspot.com/)


sebaliknya, cerpen dewi teramat mengalir rasanya, sebutlah cerpen "madre" yang berasal dari bahasa spanyol yang artinya ibu (jadi sebutan onde madre secara definisi tidak salah). ini merupakan kisah unik sebuah toko roti dibilangan jakarta yang bernama tan de bakker. dan madre adalah sebuah "bumbu" yang diracik oleh satu wanita india dan hingga berpuluh tahun setelahnya, bumbu itu tetap ada dan terpelihara. sehingga ia menjadi arwah dari toko roti tan de bakker. cerita ini akhirnya berlanjut kesana kemari hingga akhirnya seorang lelaki bernama tansen, yang masih bertaut darah dengan wanita india itu, meneruskan sejarahnya.

lain lagi cerita tentang seorang christian, yang akrab disapa che, ia adalah lelaki membosankan yang memiliki pola satu dua dalam hidupnya. tidak ada kejutan, tidak ada letupan perasaan kecuali hanya rutinitas dan kebosanan yang ia nikmati. namun, siapa yang sadar bahwa ternyata belahan jiwanya telah ada sejak 4 tahun yang lalu. sungguh cerita yang baik..

pada satu sesi, dewi menyampaikan kisah tentang bagaimana ia diwawancara oleh seorang wartawan dan ditanya mengenai eksistensi tuhan dan cinta. lalu dewi mengajak itu wartawan mengupas bawang. hipotesis itu ia akhiri dengan pernyataan bahwa tuhan itu sebuah proses pencarian atau semacam itulah, saya lupa. yang jelas, ide tentang tuhan dan cinta yang ia sampaikan terasa kurang mengena buat saya.
iyalah...konsep tuhan yang ia sajikan demikian simpel dan sangat humanis. oh, sejatinya tuhan bukan lah suatu dzat yang humanis, Ia melebihi karakteristik manusia dan mencinta dengan caraNya.
suatu kali ia menyatakan bahwa ia dalam pencarian menuju tuhan. saya hanya tersenyum, dan iya..Tuhan adalah konsep yang masing-masing manusia berbeda cara pandangnya. Tuhan kita sama, tapi sedalam mana kita mengenalnya?

baiklah, dalam satu konklusi saya jelaskan bahwa buku ini baik, dan butuh waktu sehari saja membacanya. titik


No comments: