Feb 4, 2013

kepala kakap uni gadis

masih ada yang belum tahu uni gadis? sebaiknya anda segera menceburkan diri anda kedalam got paling busuk dan dipenuhi sampah tak terkira di belantara jakarta ini.
oke, anda mungkin lugu dan benar-benar tidak tahu...uni gadis adalah sebuah rumah makan khas padang yang beralamat di jalan wahidin raya, persisnya di seberang mesjid kementerian keuangan ada jalan kecil, masuk saja dan jangan palingkan kepala anda dari sebelah kiri, maka ia akan muncul dengan sendirinya. kalau anda masih bingung, tanya sama satpam atau tukang ojek. maka sontak telunjuk mereka akan mengarah pada satu titik kedai setelah tempat sampah, kalau anda masih tidak tahu, please...menceburlah lagi kedalam got nista itu!

                                        (ilustrasi gambar oleh: http://hesmacuisinealso.blogspot.com)

bagi orang minang, kepala kakap adalah sebuah masterpiece yang tidak disentuh oleh sembarang orang dengan sembarang bumbu. ia adalah suatu paket kesempurnaan yang diracik sedemikian hati-hati dan ditimang dalam hitungan jam hingga menjadi gulai yang sangat spicy dan terkenal itu.
beberapa kali saya menikmati makan siang di uni gadis, tempat paling kondang se-Kemenkeu karena nasi kotaknya telah melanglang buana dari satu rapat ke rapat lain, dari urusan yang legal hingga ilegal. entahlah. mungkin tidak banyak yang tahu bahwa uni gadis termasuk rumah makan bintang 3.7, meskipun lokasinya hanya kecil dan terkesan ecek-ecek, tapi yakinlah bahwa juru masaknya memiliki taste asli "urang awak". untuk urusan menu standar; rendang, ayam bakar, kikil; sudah jelas tak ada tandingan. tapi untuk urusan gulai kepala kakap, tunggu dulu...tidak semua juru masak mahir dan paham, tentunya ada beberapa kualifikasi yang harus dipenuhi. 

ikhwal, jam 11 ini saya merasakan perut keroncongan tak kentara, dan pendek kata kaki saya secara "autopilot" mengarah ke rumah makan uni gadis. seperti biasa, favorit saya adalah gulai telur ikan. belum lagi saya hendak menunjuk kearah telur ikan yang bercokol disebelah ayam bakar, tiba-tiba mendongak dari tumpukan daun singkong sebuah maha karya berwarna hijau, dipenuhi sedikit daun kemangi dan cabe rawit sebagai penambah selera. ialah si gulai kepala kakap itu. birahi saya tidak tertahankan lagi hingga akhirnya saya meminta pesanan saya diganti dengan gulai kepala kakap. oh..rasanya siang ini adalah siang yang istimewa, karena memang kepala kakap tidak serta merta ada setiap hari setiap saat, ada kalanya saya sedang ingin, si uni gadis tidak masak, ada pula kalanya kepala kakap itu muncul, kantong saya yang tidak mengijinkan. maka hari ini, kedua kutub itu bertemu, berguling dalam kebahagiaan yang tumpah ruah, sehingga terciptal;ah seonggok nasi disatu piring, dan kepala kakap dipiring lainnya, ditambah pula satu piring tambahan sebagai pemisah tulang.

sip...segera itu kepala kakap dicicip. satu gigitan membuat saya sadar bahwa kepala kakap ini adalah kepala kakap yang masih baru dan segar, karena rasa dan tekstur dagingnya sangat baik serta lembut. tidak mengeluarkan aroma aneh dan tidak pula mengubah rasa gulai. suatu kali saya pernah terjebak membeli kepala kakap yang mahal didaerah lampung, dalam perjalanan saya dari jakarta ke padang. itu gulai betul-betul neraka jahanam, atau lebih jahanam dari neraka jahanam. jika itu musik, maka ia lebih buruk dan hina dari penyanyi yang tidak punya bakat menyanyi sekalipun. ingatan buruk tentang kakap lampung itu serta merta menguap setelah saya menikmatai gigitan kedua kepala kakap uni gadis. seketika saya memejam dan menyadari bahwa saya berada dalam ruang ceria penuh cahaya dan kelap kelip lampu kota, inikah mimpi? atau ini adalah sensasi nikmatnya ikan segar yang diolah dengan baik dan penuh ketelitian?

saya tersadar sedang dalam buaian kenikmatan gulai kakap itu manakala bapak-bapak dari bea cukai duduk disebelah dan memandang saya dengan sinis. saya yakin ia hanya jealous dengan kenyataan bahwa dia tidak mencicipi apa yang saya dapatkan.

yang paling spektakuler dari kepala kakap adalah kulitnya yang sedikit mengelupas dimana bumbu gulai akan meresap sempurna didalamnya, dan tentunya daging-daging kecil yang tersembunyi disela-sela tulangnya. ada "sesuatu" ketika anda menyedot daging itu dari balik tulang yang sulit dijangkau tangan. ah..barangkali sensasi ini hanya dirasakan oleh orang minang saja...

baiklah, dari segi ikan, saya akui bahwa ikan kakap pilihan uni gadis adalah baru, bersegel resmi MUI, dan kalau tidak salah pastilah dipesan langsung dari los ikan pinggir pantai.
dari segi bumbu, saya yakin racikannya telah bagus, karena kekentalan santan, potongan bawang serta cabe rawit nya cukup merata. ada sensasi pedas, gurih dan tidak melemahkan rasa ikan sedikitpun. sedikit cela hanya dari penambahan garam saja. agaknya terlalu berlebih, sehingga kuah gulai terasa asin. barangkali si jruu masak ingin membuat bumbu menyerap hingga kedalam daging ikan dengan menambah garam yang banyak. sayangnya upaya itu kurang memuaskan. atau mungkin si juru masak sedang kasmaran dengan seseorang didapurnya, entahlah saya tak tahu, yang saya tahu adalah bahwa ada stereotype di minang yang mengatakan bahwa jika seorang wanita memasak dan makanannya keasinan, pertanda ia kepingin bersuami.




No comments: