Mar 4, 2013

papirus

aku terus belajar untuk menghargai manusia disekitarku, manusia yang tidak bersentuhan langsung sebagai kerabat, rekan kerja, atau ikatan darah. manusia yang bagi sebagian manusia lain adalah figuran. manusia yang hanya kebagian membuat kopi, membersihkan kertas atau menyapu debu dikarpet atau sampah dijalanan.

itu wujud mereka dalam ruangan yang kusebut kantor, mesjid, pom bensin, atau fasilitas lainnya. namun banyak yang mengabaikan mereka sebagai seorang tumpuan, tempat mimpi dan impian diselipkan, destinasi doa orang-orang yang mereka cintai, bahkan tulang punggung penerus hidup.

semakin aku menyadari, semakin pula aku mengerti bahwa hidup itu seperti lingkaran, yang apabila beradu dengan lingkaran lain maka akan tercipta irisan, ruang baru yang diarsir, dan gesekan manusiawi. aku belajar memaklumi keegoisan manusia, aku belajar mengerti makna kesombongan, aku memahami kemelaratan, keberlimpahan, atau hanya sekedar kasih yang tulus.

aku memahami manusia bukan sebagai figuran, namun sebagai lingkaran, yang entah ukuran lingkaran kami berbeda, tetaplah itu sebuah lingkaran utuh. karena tidak ada yang benar-benar sebuah pinggir cerita, setiap kita memiliki cerita sendiri, plot dan dialektika unik, dasn sekali lagi...bukan figuran.

karena hidup ini bukanlah drama, dan bukan pula aku sebagai pemeran utama, bukan orang lain dan atau siapapun...

No comments: