May 11, 2012

(Cerpen) Asap Kuning

Ditulis pada jumat, 9 Juli 2010, 9:47 pm
***


aku tersengal, napas serta keringat membasahi. hujan menetes tajam mengenai muka tiruskuku. menusuk perih mata yang sedang menatap kedepan, hingga aku memejam berkali-kali. angin berpusar tinggi, hampir satu batang kelapa...mengejar mendekat. seperti aku tak kuasa lepas dari daya magnet angin ini.

tidak sedikitpun terpikir sebelumnya aku akan menghadapi bahaya alam semacam ini. ternyata reporter tidak hanya sekedar memajang tampang di sela-sela berita nasional, nyawapun tantangannya...itu yang beberapa detik ini baru kupelajari.

detik yang mungkin saja menjadi terakhir kali aku berpikir.

pusaran angin maha kencang telah menghantam setengah wilayah kering kalimantan barat, layaknya badai vertikal ditengah gurun. kayu, benda-benda berat seperti melawan gravitasi, bahkan aku tak sengaja melihat tiga mobil operasional dan satu helikopter putih berlogo burung elang ikut melayang berputar mengikuti pusaran.

helikopter itu yang tadi kutumpangi, pikirku...

tadinya aku, iwo, serta beberapa kru televisi lain bertolak ke kalimantan barat - tepatnya kota singkawang - untuk meliput asap kuning aneh yang mendadak muncul dari permukaan tanah hutang gundul sini. fenomena aneh ini baru kali ini terjadi di indonesia, sehingga menimbulkan kecemasan psikologis pada warga singkawang. para ahli menduga asap itu sebagai fenomena gas perut bumi. tapi bagaimana bisa kuning???
pertanyaan itu belum pula terjawab olehku.

tak ayal ketika pertama aku melihat secara langsung, aku terbelalak! benar, ini belum pernah ada sekalipun, termasuk belahan dunia manapun.

"MANDAA...KITA TERJEBAK..." iwo sang kameramen berteriak kalap sembari memutar kebelakang kepalanya, arah lari kami berujung pada sungai keruh yang tak bisa kami lewati. sementara itu, mulut kamera terus merekam pusaran puting belliung, membelakangi si pemilik. dasar, naluri kameramen profesional!

aku tidak segera menjawab, karena tiba-tiba emosiku menanah terhadap ramalan cuaca yang selalu tidak tepat. "BRENGSEK..." aku berteriak sebagai jawaban untuk dua hal. yang pertama untuk keterjebakan ini, yang kedua untuk ramalan cuaca.

puting beliung terus mengejar, kami terus berusaha lari dan berbelok. pun selalu diikuti. sementara beberapa benda yang tadinya mengambang mulai terlempar`kesana kemari. ban, kaca, kamera, batu hingga kabel mendadak keluar bagai anak ketapel.

asap kuning yang tadinya keluar dibeberapa pori tanah, semakin deras menyemprot. bahkan mengasapi semua permukaan tanah. kami tak tentu arah, bahkan ragu melangkah!!

"Aaaawww IWOOO..." aku teriak lantaran kaget atas kemunculan kabel dan kamera yang jantuh beberapa hasta didepan. sejenak aku memegang kepala, takut benda lain terlempar dan mengenaiku.

lantaas aku cari iwo, DIA DIMANA??? bukankah tadi ia didepanku???

"IWOO..." teriakku dan masih tak bergerak. aku tak menyadari ia menghilang. entah terjatuh dan tertutup gas kuning atau dia telah tersedot kepusaran.

aku terus menatap sekeliling mencari iwo, hingga tak sadar puting beliung semakin dekat. aku tak sanggup mengelak lagi. tiada yang bisa kulakukan selain menunduk dan menutup kepala dengan kedua tanganku, sementara mata terus kupejam hingga angin itu menelanku...


***

aku dilanda kebingungan, antara pusing atau bingung. aku kini didalam pusaran angin beliung, DIDALAMNYA. ku lihat semua benda berputar sangat tinggi. entah apa yang salah, namun aku merasa tidak...

aku tidak berputar. aku seperti diletakkan pada posisi episentrum stabil yang membuatku terlindung dari semua pusaran. seperti ruang hampa tenang hanya dibalik pusaran, semua pandangan kabur oleh tanah yang berterbangan serta benda-benda yang saling berdesakan mengelilingi.

lantas ku tengadahkan kepala keatas hingga aku sedikit kaget!!

aku melihat sesuatu yang membuat pusaran demikian kencang dan stabil. aku tajamkan penglihatanku untuk meyakinkan apa yang sedang kusaksikan.

aku lihat benda berputar besar dan sangat terang, aku yakin itu piringan yang luas dan terbang rendah... dan ia menyedot semua asap kuning yang keluar dari tanah dengan pori bercahaya di tiap ujung piringan.

sisanya aku tak yakin apa yang terjadi karena aku merasa terangkat keatas, cahayanya semakin dekat semakin terang.

dari ketinggian ku lihat iwo yang terkulai lemas dipinggir pohon gersang arah barat serta beberapa kru lain rebah dalam letak tak biasa.
perlahan keadaan sekitar menjadi lebih tenang..

sementara sisanya aku tak ingat lagi...

No comments: