Feb 6, 2014

Elly Pical, The Exocet!

Lahirnya Sang Legenda
Senja telah mengukur Saparua, sebuah kota kecil di Maluku, dimana seorang anak lahir dengan kegemarannya yang unik: menyelam. rasanya tidak ada yang lebih jago dari Elly dalam urusan mencari kerang mutiara hingga kedasar laut, sampai-sampai ia menuai gangguan pendengaran dimasa dewasa nya. Namun, siapa sangka, anak penyelam itu kelak menjadi juara dunia!


berangkat dari hobinya menonton pertandingan tinju Muhammad Ali di TVRI, terbersit hasrat untuk melatih potensi lain dari dirinya. lantas pada masa kecil, Ellyas Pical, atau lebih akrab disapa Elly, sembunyi-sembunyi dari kedua orangtuanya agar bisa berlatih tinju, 13 tahun kala itu dan ia sudah punya mimpi besar: "ingin menjadi juara dunia". Bukan bermaksud melarang, namun orang tua nya tidak yakin olahraga tinju akan menghidupi Elly...bukankah lebih baik melaut? atau pekerjaan kantoran seperti orang gedongan?..

Agaknya Elly adalah karakter keras kepala, Ia tetap berlatih rutin hingga matanglah bakat yang ada dalam dirinya..

Setelah merasa cukup yakin dengan modal yang dimiliki, Elly naik ring. Ia mulai mengikuti berbagai turnamen tinju amatir, baik dari tingkat daerah hingga level nasional. Perjuangan Elly tidak bisa dibilang mudah karena berangkat dari ring tinju amatir yang notabene minim sponsor, meskipun Elly menuai banyak prestasi dengan uppercut dan hook kerasnya.


Tak lama berselang, Elly bertemu dengan pemandu bakat Teddy Van Room yang membawa ia untuk berlatih di sasana tinju Jakarta. Dan di tahun 1983, Elly akhirnya menapaki karir sebagai petinju profesional di kelas bantam junior.

Ia mempersembahkan gelar OPBF setelah mengalahkan petinju asal Korea Selatan, Hi-yung Chung pada tanggal 19 Mei 1984 di Seoul, Korsel, dengan kemenangan angka 12 ronde. kemenangan tersebut diliput oleh banyak media internasional karena telah muncul talenta baru dari Asia dengan pukulan kidalnya yang keras dan mematikan, sampai-sampai pukulan itu digelari "The Exocet".

berselang setahun kemudian, tepatnya 3 Mei 1985, Elly kembali mempersembahkan gelar internasional IBF setelah menghantam petinju Korea Chun Ju-do, di Jakarta. Elly berhasil meng-KO Ju-do sehingga publik tanah air pun dibuat bangga. bahkan promotor tinju legendaris Boy Bolang dan Manajer tinju Anton Sihotang ikut meneteskan air mata. Atas kemenangannya ini, ia dinyatakan sebagai juara dunia versi IBF.


Di tahun yang sama, ia mempertahankan gelar IBF ketika bertanding melawan Wayne Mulholland dari Australia secara KO. Wayne yang awalnya sesumbar akan menjatuhkan Elly, tak mampu menangkis the exocet sehingga terjatuh pada ronde ke 3.

Pada Januari 1986, Caesar Polanco dari Dominika adalah orang pertama yang melepas gelar IBF dari Elly dengan kekalahan angka, di Jakarta. Namun ia juga adalah orang pertama yang dikalahkan Elly pasca gelarnya lepas sehingga Elly kembali menjadi juara IBF. Polanco KO di ronde ke 3 setelah dihantam the exocet.

Dong Chung Lee dari Korsel ikut merasakan perihnya the exocet. Chung Lee KO pada ronde ke 10 setelah terkena uppercut yang keras. ini sekaligus menambah daftar panjang kekalahan petinju Korsel oleh sang legenda.

Agaknya Elly tidak puas hanya dengan satu gelar saja. Maka ia mencoba peruntungan untuk mengawinkan gelar IBF dan WBA dengan menantang petinju dari Thailand: Khaosai Galaxy di tahun 1987. Pertarungan yang dihelat di Jakarta itu berakhir pada ronde ke 14. Elly dipaksa menyerah setelah mengalami kelelahan fisik dan strategi. Akhirnya gelar IBF pun lepas kepangkuan petinju negeri gajah tersebut. Tak lama setelahnya, Tae Il Chan dari Korsel merebut gelar itu dari Galaxy.

Belakangan diketahui bahwa itu adalah pertarungan terberat yang pernah dialami Galaxy, dan patut dicatat bahwa Ellyas Pical adalah satu-satunya lawan Galaxy yang mampu bertanding sampai di atas ronde 10.

Lantas di tahun 1987, Tae Il Chang terpaksa menyerahkan tahtanya setelah Elly menang angka. dan sejarah mencatat bahwa Elly tak pernah kalah oleh petinju negeri ginseng. Sekalipun!


Adapun total rekor yang ditorehkan Elly dalam laga profesional adalah 20 Menang, 5 KO dan 1 kali Draw. Sebuah prestasi yang luar biasa dari seorang anak Saparua, bukan begitu?


Musuh Elly, Riwayatmu kini!
Khaosai Galaxy kini beralih karir menjadi penyanyi dan aktor terkenal, sementara saudara kembarnya Khaokor Galaxy sempat mengikuti jejak karirnya dan meraih gelar ditahun 1988 WBA.

Chun Ju-Do adalah pemegang rekor peraih gelar juara dunia termuda di Korea hingga saat ini. Ju-Do tua lebih banyak menghabiskan waktunya di Korea sebagai pengamat tinju.

Juan Jolo Perez adalah lawan terakhir Elly sebelum akhirnya gantung sarung. Ia kalah di Virginia Amerika pada tahun 1989 dan sekaligus menjadi penutup karir profesionalnya. sebagai catatan: Perez pada 1995 sempat bertanding melawan Naseem Hamed dan kalah! Total rekornya adalah 45 menang, 45 kalah, dan 4 kali draw. Kabar terakhir menyebutkan bahwa Perez di suspend dari ring tinju.


Elly, Kini!
Pada tahun 2005 tersiar kabar Elly ditangkap dalam transaksi narkoba. Pemilik the exocet ini dipenjara selama 7 bulan dan bebas tahun 2006. Tertangkapnya Elly lantas memicu gelombang protes masyarakat terhadap pengelolaan dan jaminan hari tua para atlit lokal oleh KONI. Penangkapan tersebut turut mencoreng citra dunia olahraga tanah air.
Bagaimana mungkin seorang legenda tinju tanah air, berujung menjadi seorang satpam diskotik dan menjual narkoba. Elly yang bahkan sempat mengangkat Melky Goeslaw menjadi managernya, harus hidup terlunta-lunta dan kesulitan materi.



Inisiatif Agum Gumelar lah yang kala itu menjabat sebagai ketua KONI untuk menarik Elly sebagai asisten ketua sampai sekarang. Namun, atlit yang sudah malang melintang di ring tinju tersebut seyogyanya mendapat porsi yang lebih tinggi. Ia pantas dijadikan kepala pelatih atau penasehat profesi Tinju Indonesia, karena sesungguhnya banyak sekali talenta muda seperti Elly di tanah air dan belum terjamah.

Tahun 2011 Elly naik ring kembali dalam tanding persahabatan melawan Gubernur Riau Rusli Zaenal, dan memperoleh hadiah senilai 135 juta rupiah setelah sarung tinjunya dilelang. Ia juga mendapat penghargaan lifetime achievement oleh KONI, dan tidak diragukan lagi, Elly telah menginspirasi kesuksesan petinju nasional seperti: Chris "The Dragon" John, dan Daud Yordan. Tahun lalu tersiar kabar bahwa seorang produser sedang mengerjakan proyek film dokumenter Elly Pical, namun belum diketahui kapan film tersebut rilis.


Sumber info dan gambar:
http://pustakadigitalindonesia.blogspot.com/2013/03/mengenang-ellyas-pical-legenda-hidup.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Ellyas_Pical
http://m.metrotvnews.com/read/news/2013/03/31/142711/Rezky-Aditya-Produseri-Film-Biografi-Ellyas-Pical
http://olahraga.kompasiana.com/sport/2012/04/15/sabuk-dunia-sang-garuda-450014.html
http://store.tempo.co/foto/detail/P1701201300046/ellyas-pical


No comments: